Rabu, 22 Juni 2016

Tadabbur Al-Quran



Tadabbur Al-Quran
Oleh: Drs. Ahmad Gojin, M.Ag
(Dosen UIN Bandung dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Ciamis-Jabar)

Salah satu momentum penting yang terjadi di bulan Ramadhan adalah peristiwa diturunkannya al-Qur’an. Mengingat pentingnya peristiwa tersebut, maka sebagian masyarakat kita (di tanah air) secara rutin untuk memperingatinya pada bulan ramadlan. Hari peringatan itu, dikenal dengan “Nuzul al-Quran” yang biasanya jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW untuk dijadikan petunjuk kepada umat manusia. Permulaan turunnya Al-Qur’an itu pada malam Lailatul Qadar, melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga dengan risalah tersebut, umat Nabi Muhammad dapat dikatakan sebagai sebaik-baiknya umat. Dan al-Qur’an diturunkan melalui dua proses, yaitu pertama, diturunkan sekaligus dan kedua diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW, selama 23 tahun.
Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pentunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan demi mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. Konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mencoba mengajak kepada para pembaca untuk mengkaji tentang tadabur terhadap isi kandungan al-Quran. Karena tadabur terhadap al-Quran merupakan perintah Allah dalam al-Quran (QS. An-Nisa: 82, QS. Muhamad: 24). Selain itu, penulis teringat ungkapan Fathuddin Ja’far sebagai berikut: seindah apapun susunan ayat-ayat al-Qur’an, seilmiah apapun kandungan al-Qur’an dan sehebat apapun mukjizat al-Qur’an, tanpa tadabbur terhadap ayat-ayatnya, maka kita akan sulit memahami dan menerima pesan-pesannya untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Sedangkan keimanan (keyakinan) kita pada al-Qur’an tidak akan bermanfaat, jika al-Qur’an itu tidak diamalkan dalam kehidupan di dunia ini. Dan tanpa petunjuk, cahaya, peringatan, furqan dan ruh (spirit)  al-Qur’an, kita akan tersesat dan hina dalam kehidupan di dunia ini, demikian juga dalam kehidupan akhirat nanti.
Pengertian Tadabbur Al-Quran
Kata tadabbur dapat diartikan sebagai memperhatikan, memahami dan merenungkan makna-makna teks. Dengan demikian, tadabbur Al-Quran berarti memperhatikan, memahami dan merenungkan, dan pengamalan makna, hikmah, dan maksud dari isi kandungan al-Quran.
Al-Alusi (ahli tafsir zaman klasik) dalam tafsirnya Ruh al-Ma’ani menjelaskan bahwa pada dasarnya tadabbur itu berarti memikirkan secara mendalam kesudahan sesuatu urusan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Ibnu al-Qayyim juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tadabbur adalah suatu perkataan adalah melihat dan memperhatikan perkataan itu dari awal dan akhir perkataan kemudian mengulangnya.
Al-Maidani mengatakan:
“التدبر هو: التفكر الشامل الواصل إلى أواخر دلالات الكلم ومراميه البعيدة “
Dan dalam tadabbur al-Qur`an itu mesti memiliki tujuan untuk mengambil manfaat dan mengikuti apa yang terkandung dalam al-Qur`an itu, karena tujuan dari membaca dan mentadaburi ayat-ayat al-Qur`an itu adalah untuk mengamalkan dan berpegang pada isi kandungannya. Dan juga penting untuk disampaikan disini bahwa dalam tadabur harus dilakukan kombinasi antara akal dan hati manusia dalam memahami, menghayati dan memikirkan setiap kata, kalimat dan ayat yang ada dalam al-Qur’an.
Syaikh Abdurrahman Habannakah menegaskan bahwa tujuan tadabur bukanlah sekedar kemewahan ilmu, atau bangga dengan pencapaian pengetahuan, atau mampu untuk mengungkapkan makna untuk disombongkan, tetapi tujuan dari pemahaman itu adalah untuk mengingatkan dan mendapat pelajaran serta beramal sesuai dengan ilmu yang didapat, dan pelajaran inilah yang dimaksud dalam ayat yang tidak akan didapat kecuali oleh ulul albab (orang-orang yang mempunyai fikiran). Dapat juga dikatakan bahwa tadabur adalah proses berfikir mendalam dan menyeluruh yang dapat menghubungkan ke pesan paling akhir sebuah perkataan, dan mencapai tujuan maknanya yang terjauh.

Langkah-langkah dalam Tadabbur al-Quran
Agar tadabbur terhadap al-Quran dapat menghasil yang diharapkan, maka ada beberapa metode (cara) yang mesti dilakukan oleh kita, yaitu:
Pertama, Niat yang tulus ikhlas
Yakni berniat hanya mengharap keridlaan dari Allah, bukan untuk mencari keuntungan duniawi, pujian atau niat yang lainnya.
Kedua, Membaca dan berinteraksi dengan al-Quran tartil dan konsisten
Yakni memenuhi kaedah membaca Al-Qur’a, seperti ilmu tajwid, makharij al-huruf, berurutan, misalnya mulai dari surat al-Fatihah sampai dengan surat An-Naas serta dilakukan secara terus-menerus dan konprehensif.
Ketiga, Kombinasi antara kecerdasan berpikir (akal) dan penghayatan (hati)
Yakni telaah terhadap pesan al-Qur’an dipikirkan dan dikaji  akal pikiran, kemudian dipahami, dihayati dan ditanamkan ke dalam hati nurani sebagai sebuah keimanan, serta mengalir ke seluruh tubuh kita yang akan mengendalikan semua pikiran, ucapan dan perilaku kita sehari-hari.
Keempat, Aktualisasi nilai-nilai al-Quran
Yakni pemikiran dan perenungan terhadap ayat-ayat al-Qur’an, sehingga terjadi proses instalisasi software Al-Qur’an ke dalam akal dan nilai-nilai (values) ke dalam hati nurani (qalb) kita, sehingga membentuk karakter dan kepribadiannya dalam sikap dan tindakan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.  
Wa-Allahu ‘Alam.