Peranan Manajemen Dalam Dakwah Islamiyah
Oleh:
Drs. Ahmad Gozin, M.Ag
(Penulis:
Dosen UIN Bandung dan STID Sirnarasa Ciamis)
Pendahuluan
Term manajemen
merupakan cabang ilmu ekonomi, yang dalam bahasa Arab disebut dengan tanzim
atau idharah. fungsi dan peranan manajemen dalam aktifitas dakwah merupakan sesuatu hal yang bersifat dharuriy (sangat
penting) dan tidak bisa ditawar-tawar.
Dalam istilah ushul fiqh terdapat
ungkapan: Maa laa yatimmul waajib
illa bihi fahuwa waajib (suatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan
sesuatu yang lain, maka yang lain itu menjadi wajib pula hukumnya). Jangankan
untuk masalah dakwah, masalah bagaiamana cara memasukkan sesuap nasi saja ke
dalam mulut kita, tidak mungkin tercapai tanpa adanya manajemen (tanzim).
Contoh lain, coba anda bayangkan jika tidak ada bibit unggul, pabrik pupuk,
perusahaan cangkul, perusahaan pestisida, pasar, dan seterusnya, Apakah mungkin
nasi itu bisa mencukupi untuk seluruh bangsa Indonesia ini ? Jika
sekedar untuk urusan perut saja membutuhkan sebuah manajemen (tanzim), apalagi
dalam urusan iqamatuddin (menegakkan Islam) iqomatuldunya
(membangun dunia).
Pengertian Manajemen
Untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, organisasi dakwah harus digerakan dengan sustu
kegiatan yang dinamis yang disebut manajemen (managemant). Manajemen merupakan
suatu proses kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Ia terdapat hampir dalam
seluruh kegiatan manusia, baik di pabrik, kantor, sekolah, rumah sakit, hotel,
panti asuhan, lembaga sosial, bahkan rumah tangga juga memerlukan manajemen.
Oleh karena lembaga dakwah tidak akan terselenggara tanpa adanya manajemen.
Suatu manajemen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber
daya yang dirumuskan menjadi 6M; Men (manusia), Money (uang), Material
(barang), Machine (mesin), Method (metode), dan Market (pasar) untuk mencapai
tujuan. Keseluruhan sumberdaya tersebut disebut unsur-unsur manajemen.1
__________________________
1Zaini
Muchtarom. Dasar-Dasar Menejemen Dakwah,
(Yogyakarta: Al-Amin Press, 1993) hal. 35.
2
S. Wojowasito dan Tito Wasito .W,2
dalam Kamus Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris, istilah menejemen, berasal dari bahasa
Inggris, manage artinya (1) mengemudikan; (2) mengurus; (3) memerintah
atau memimpin.. Dan management, artinya (1) pimpinan; (2) direksi; (3)
pengurus.
Istilah Manajemen dalam Islam, disebut Tandzim, artinya pengaturan
atau pengelolaan. Secara singkat manajemen dakwah, adalah Pengaturan
tentang pelaksanaan dakwah. Jadi dakwah itu mesti dikelola secara baik dan
benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Moh. E.
Ayub, Muhsin MK., dan Ramlan Mardjoned,3 dalam bahasa Inggris, istilah manajemen
diartikan sama dengan managing. Dalam bahasa Indonesia, kata management
(Inggris) diterjemahkan menjadi berbagai istilah, misalnya: (1)
pengurusan; (2) pengelolaan; (3)
ketatalaksanaan; (4) kepemimpinan; (5) bimbingan; (6) pembinaan; (7)
penyelenggaraan; dan (8) penanganan.
Zaini
Muchtarom,4 menjelaskan bahwa
manajemen dapat didefinisikan dengan berbagai rumusan bergantung cara pandang
para ahli. Sementara pihak yang mendefinisikan manajemen sebagai “kekuatan yang
menggerakan suatu usaha dan bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalannya”.
Oleh karena itu orang yang menggerakan suatu organisasi disebut manajer
(manager). Yang lain menyatakan bahwa manajemen adalah “upaya untuk
mencapai hasil yang diinginkan melalui usaha berkelompok dengan memanfaatkan
kecakapan dan sumberdaya yang lain”. dan yang lainnya, memberikan definisi bahwa management is getting things done
through people (manajemen adalah membuat sesuatu terlaksana melalui orang
lain). Bahkan definisi yang lebih singkat menyebutkan mangement is planning
and implementing (manajemen ialah perencanaan dan pelaksanaan).
______________________
2S.
Wojowasito danW.J.S. Purwadarmita S., Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus
Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta, 2008), hal. 107.
3Zaini
Muchtarom, Dasar-Dasar
Menejemen Dakwah, Ibid, hal. 36.
4Moh. E.
Ayub, Muhsin MK., Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1996), hal. 3.
3
Manajemen
berasal dari bahasa Inggris, yaitu: to manage, berarti mengatur,
mengelola, melaksanakan, dan memperlakukan. Menurut George R. Terry, manajemen
merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, serta penilaian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Menurut
Siagian, manajemen adalah suatu aktivitas menggerakan orang lain, suatu
kegiatan memimpin atas dasar sesuatu yang telah diputuskan sedangkan menurut Jonson,
manajemen adalah suatu proses untuk mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak
berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Dan menurut
Mamalik, manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi yang mengatur dan
mengorganisasi kegiatan-kegiatan sub-sintem serta menghubungkannya dengan
lingkungan.
Menurut
RB. Khatib Pahlawan Kayo5 manajemen adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang untuk merencanakan, mengatur, dan mengelola serta
mengawasi jalannya sustu kegiatan atau program, sehingga secara optimal dapat
mencapai tujuan yang diinginkan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.
a.
Fungsi dan Peranan Manajemen dalam Dakwah
Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan komponen-komponen
atau unsur-unsur manajemen yang ada dalam manajemen itu sendiri, yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pergerakan)
dan controlling (pengendalian), atau yang disingkat dengan POAC.
Keempat komponen tersebut akan uraikan satu persatu sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Planning
atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
____________________________
5RB. Khatib Palawan Kayo, Manajemen Dakwah,
(Jakarta: Amzah, 2007), hal. 17-18).
4
Ketika dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu
organisasi kependidikan, maka perencanaan pendidikan menurut Vembriarto ST (1988
: 39) dapat didefiniskan sebagai penggunaan analisa yang bersifat rasional dan
sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk
menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi
kebutuhan dan tujuan murid-murid serta masyarakat. Dalam perencanaan,
yang harus diperhatikan ialah apa yang harus dilakukan ? dan siapa yang akan
melakukannya. Jadi perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh
siapa.
Perencanaan yang baik
dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan
yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat
rencana dibuat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen. Kepentingan
merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa
depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa
depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat
dari keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan usaha-usaha yang
akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah
kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan
kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya
dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar
itulah maka suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik. Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai
berikut:
1.
Perencanaan meliputi
usaha untuk memetapkan tujuan atau memformulasikantujuan yang dipilih untuk
dicapai, maka perencanaan haruslah bisa membedakan point pertama yang akan
dilaksanakan terlebih dahulu.
2.
Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui
tujuan-tujuan yang akan kita raih.
5
3.
Dapat memudahkan dalam mengidentifikasi tentang hambatan-hambatan
yang akan mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian
(organizing)
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah
perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanaan perencanaan itu
secara operasional. Salah satu kegiatan administratif manajemen dalam
pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau pengorganisasian.
Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama. Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan
melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang
termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama
tertentu.
Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan
total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian, setiap
pembidangan kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah
tugas yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh
kelompok-kelompok kerjasama tersebut.
Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalam
suatu struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu akan
mampu melengkapi yang lain dalam rangka mencapai tujuan. Struktur organisasi
disebut “segi formal” dalam pengorganisasian karena merupakan kerangka yang
terdiri dari satuan-satuan kerja atau fungsi-fungsi yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab yang bersifat hierarki / bertingkat. Diantara satuan-satuan
kerja itu ditetapkan pula hubungan kerja formal dalam menyelanggarakan
kerjasama satu dengan yang lain, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
masing-masing. Disamping segi formal itu, suatu struktur organisasi mengandung
kemungkinan diwujudkannya “hubungan informal” yang dapat meningkatkan efisiensi
pencapaian tujuan.
6
Segi informal ini diwujudkan dalam bentuk hubungan kerja yang
mungkin dikembangkan karena hubungan pribadi antar personal yang memikul beban
kerja dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Satuan kerja yang
ditetapkan berdasarkan pembidangan kegiatan yang diemban oleh suatu kelompok
kerja sama, pada dasarnya merupakan pembagain tugas yang mengandung sejumlah
pekerjaan sejenis. Oleh setiap itu, setiap unit kerja akan menggambarkan
jenis-jenis aktivitas yang menjadi kewajibannya untuk diwujudkan. Wujud dari
pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh kekompakan,
kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar,
stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Penggerakan (actuating)
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok
atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat
dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing commanding, leading dan
coordinating. Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas,
maka proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan
dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu
menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi
baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul
kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.
b.
Kesimpulan
Fungsi dan peranan manajemen dalam aktifitas dakwah merupakan seatu hal yang sangat peting (dharuriy) dan tidak dapat
ditawar-tawar lagi, jika dakwah yang lakukan ingin berhasil sesuai harapan dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Sehingga sebelum kita terjun ke medan dakwah, maka mesti
memperhatikan terlebih dahulu prinsip-prinsip manajemen itu sendiri, yaitu planning
(perencanaan) yang matang, organizing (pembagian tugas dakwah)
sesuai dengan kapasitas dan keahliannya, actuating (gerakan dakwah) yang
rapih, tertib serta memegang teguh etika dan moralitas dakwah dan controlling
(evaluasi) seluruh kegiatan dakwah muali dari perencanaan samapi ketingkat
pelaksanaannya.
Daftar Pustaka
Moh. E.
Ayub, Muhsin MK., Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema
Insani
Press.
RB. Khatib Palawan Kayo, 2007. Manajemen
Dakwah, Jakarta: Amzah.
S.
Wojowasito danW.J.S. Purwadarmita S., Wojowasito dan Tito Wasito, 2008. Kamus
Lengkap Inggris-Indonesia, Bandung: Hasta.
Zaini
Muchtarom. 1993. Dasar-Dasar
Menejemen Dakwah, Yogyakarta:
Al-Amin Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar