Minggu, 03 Mei 2015

Peranan Manajemen Dalam Dakwah Islamiyah



Peranan Manajemen Dalam Dakwah Islamiyah
Oleh: Drs. Ahmad Gozin, M.Ag
(Penulis: Dosen UIN Bandung dan STID Sirnarasa Ciamis)


Pendahuluan
 Term manajemen merupakan cabang ilmu ekonomi, yang dalam bahasa Arab disebut dengan tanzim atau idharah. fungsi dan peranan manajemen dalam aktifitas dakwah merupakan sesuatu hal yang bersifat dharuriy (sangat penting) dan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam istilah ushul fiqh terdapat ungkapan: Maa laa yatimmul waajib illa bihi fahuwa waajib (suatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan sesuatu yang lain, maka yang lain itu menjadi wajib pula hukumnya). Jangankan untuk masalah dakwah, masalah bagaiamana cara memasukkan sesuap nasi saja ke dalam mulut kita, tidak mungkin tercapai tanpa adanya manajemen (tanzim). Contoh lain, coba anda bayangkan jika tidak ada bibit unggul, pabrik pupuk, perusahaan cangkul, perusahaan pestisida, pasar, dan seterusnya, Apakah mungkin nasi itu bisa mencukupi untuk seluruh bangsa Indonesia ini ? Jika sekedar untuk urusan perut saja membutuhkan sebuah manajemen (tanzim), apalagi dalam urusan iqamatuddin (menegakkan Islam) iqomatuldunya (membangun dunia).
Pengertian Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, organisasi dakwah harus digerakan dengan sustu kegiatan yang dinamis yang disebut manajemen (managemant). Manajemen merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Ia terdapat hampir dalam seluruh kegiatan manusia, baik di pabrik, kantor, sekolah, rumah sakit, hotel, panti asuhan, lembaga sosial, bahkan rumah tangga juga memerlukan manajemen. Oleh karena lembaga dakwah tidak akan terselenggara tanpa adanya manajemen. Suatu manajemen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya yang dirumuskan menjadi 6M; Men (manusia), Money (uang), Material (barang), Machine (mesin), Method (metode), dan Market (pasar) untuk mencapai tujuan. Keseluruhan sumberdaya tersebut disebut unsur-unsur manajemen.1
__________________________
1Zaini Muchtarom.  Dasar-Dasar Menejemen Dakwah,  (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1993) hal. 35.


2

           
            S. Wojowasito dan Tito Wasito .W,2 dalam Kamus Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris,  istilah menejemen, berasal dari bahasa Inggris, manage artinya (1) mengemudikan; (2) mengurus; (3) memerintah atau memimpin.. Dan management, artinya (1) pimpinan; (2) direksi; (3) pengurus.
Istilah Manajemen dalam Islam, disebut Tandzim, artinya pengaturan atau pengelolaan. Secara singkat manajemen dakwah, adalah Pengaturan tentang pelaksanaan dakwah. Jadi dakwah itu mesti dikelola secara baik dan benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Moh. E. Ayub, Muhsin MK., dan Ramlan Mardjoned,3  dalam bahasa Inggris, istilah manajemen diartikan sama dengan managing. Dalam bahasa Indonesia, kata management (Inggris) diterjemahkan menjadi berbagai istilah, misalnya: (1) pengurusan;  (2) pengelolaan; (3) ketatalaksanaan; (4) kepemimpinan; (5) bimbingan; (6) pembinaan; (7) penyelenggaraan; dan (8) penanganan.
Zaini Muchtarom,4  menjelaskan bahwa manajemen dapat didefinisikan dengan berbagai rumusan bergantung cara pandang para ahli. Sementara pihak yang mendefinisikan manajemen sebagai “kekuatan yang menggerakan suatu usaha dan bertanggungjawab atas kesuksesan dan kegagalannya”. Oleh karena itu orang yang menggerakan suatu organisasi disebut manajer (manager). Yang lain menyatakan bahwa manajemen adalah “upaya untuk mencapai hasil yang diinginkan melalui usaha berkelompok dengan memanfaatkan kecakapan dan sumberdaya yang lain”. dan yang lainnya, memberikan definisi  bahwa management is getting things done through people (manajemen adalah membuat sesuatu terlaksana melalui orang lain). Bahkan definisi yang lebih singkat menyebutkan mangement is planning and implementing (manajemen ialah perencanaan dan pelaksanaan).
______________________
2S. Wojowasito danW.J.S. Purwadarmita S., Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung:  Hasta, 2008), hal. 107.
3Zaini Muchtarom,  Dasar-Dasar Menejemen Dakwah, Ibid, hal. 36.
4Moh. E. Ayub, Muhsin MK., Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 3.


3


Manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu: to manage, berarti mengatur, mengelola, melaksanakan, dan memperlakukan. Menurut George R. Terry, manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, serta penilaian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Menurut Siagian, manajemen adalah suatu aktivitas menggerakan orang lain, suatu kegiatan memimpin atas dasar sesuatu yang telah diputuskan sedangkan menurut Jonson, manajemen adalah suatu proses untuk mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Dan menurut Mamalik, manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi yang mengatur dan mengorganisasi kegiatan-kegiatan sub-sintem serta menghubungkannya dengan lingkungan.
Menurut RB. Khatib Pahlawan Kayo5 manajemen adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk merencanakan, mengatur, dan mengelola serta mengawasi jalannya sustu kegiatan atau program, sehingga secara optimal dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan tepat waktu dan tepat sasaran.

a.      Fungsi dan Peranan Manajemen dalam Dakwah
Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan komponen-komponen atau unsur-unsur manajemen yang ada dalam manajemen itu sendiri, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pergerakan) dan controlling (pengendalian), atau yang disingkat dengan POAC.
Keempat komponen tersebut akan uraikan satu persatu sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
____________________________
5RB. Khatib Palawan Kayo, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2007), hal. 17-18).
4


Ketika dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu organisasi kependidikan, maka perencanaan pendidikan menurut Vembriarto ST (1988 : 39) dapat didefiniskan sebagai penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid-murid serta masyarakat. Dalam perencanaan, yang harus diperhatikan ialah apa yang harus dilakukan ? dan siapa yang akan melakukannya. Jadi perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen. Kepentingan merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan usaha-usaha yang akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik.     Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut:
1.    Perencanaan meliputi usaha untuk memetapkan tujuan atau memformulasikantujuan yang dipilih untuk dicapai, maka perencanaan haruslah bisa membedakan point pertama yang akan dilaksanakan terlebih dahulu.
2.     Dengan adanya perencanaan maka memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang akan kita raih.


5


3.   Dapat memudahkan dalam mengidentifikasi tentang hambatan-hambatan yang akan mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanaan perencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau pengorganisasian.
Organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang atau fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok kerjasama tertentu.
Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian, setiap pembidangan kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah tugas yang sejenis sebagai bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh kelompok-kelompok kerjasama tersebut.
Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalam suatu struktur yang kompak dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu akan mampu melengkapi yang lain dalam rangka mencapai tujuan. Struktur organisasi disebut “segi formal” dalam pengorganisasian karena merupakan kerangka yang terdiri dari satuan-satuan kerja atau fungsi-fungsi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang bersifat hierarki / bertingkat. Diantara satuan-satuan kerja itu ditetapkan pula hubungan kerja formal dalam menyelanggarakan kerjasama satu dengan yang lain, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Disamping segi formal itu, suatu struktur organisasi mengandung kemungkinan diwujudkannya “hubungan informal” yang dapat meningkatkan efisiensi pencapaian tujuan.




6


Segi informal ini diwujudkan dalam bentuk hubungan kerja yang mungkin dikembangkan karena hubungan pribadi antar personal yang memikul beban kerja dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Satuan kerja yang ditetapkan berdasarkan pembidangan kegiatan yang diemban oleh suatu kelompok kerja sama, pada dasarnya merupakan pembagain tugas yang mengandung sejumlah pekerjaan sejenis. Oleh setiap itu, setiap unit kerja akan menggambarkan jenis-jenis aktivitas yang menjadi kewajibannya untuk diwujudkan. Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh kekompakan, kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Penggerakan (actuating)
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing commanding, leading dan coordinating. Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik.
b.      Kesimpulan
Fungsi dan peranan manajemen dalam aktifitas dakwah merupakan seatu hal yang sangat peting (dharuriy) dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika dakwah yang lakukan ingin berhasil sesuai harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Sehingga sebelum kita terjun ke medan dakwah, maka mesti memperhatikan terlebih dahulu prinsip-prinsip manajemen itu sendiri, yaitu planning (perencanaan) yang matang, organizing (pembagian tugas dakwah) sesuai dengan kapasitas dan keahliannya, actuating (gerakan dakwah) yang rapih, tertib serta memegang teguh etika dan moralitas dakwah dan controlling (evaluasi) seluruh kegiatan dakwah muali dari perencanaan samapi ketingkat pelaksanaannya.

Daftar Pustaka


Moh. E. Ayub, Muhsin MK., Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani
            Press.
RB. Khatib Palawan Kayo, 2007. Manajemen Dakwah, Jakarta: Amzah.
S. Wojowasito danW.J.S. Purwadarmita S., Wojowasito dan Tito Wasito, 2008. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Bandung: Hasta.
Zaini Muchtarom.  1993. Dasar-Dasar Menejemen Dakwah,  Yogyakarta: Al-Amin Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar