Suluk: Jalan Spiritual Menuju Tuhan
Oleh: Drs. AHMAD GOJIN, M.Ag
(Penulis: Dosen UIN Bandung dan STID Sirnarasa
Ciamis-Jawa Barat)
“Tarekat adalah beramal dengan
syariat dengan mengambil atau memilih yang azimah (berat) daripada yang ruhshah
(ringan), yakni menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah dari amal
ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah dan menjauhkan diri dari semua larangan
syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah SWT semampunya;
meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah yang
sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah; yang semuamnya ini di
bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang guru (syekh) atau mursyid yang arif
yang telah mencapai maqamnya” (Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafi’i
al-Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al-
Qulub).
Tasawuf dapat diaktualisasikan dalam setiap keadaaan di mana
manusia menemukan dirinya, baik dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun
modern. Tarekat adalah salah satu wujud nyata dari tasawuf. Ia lebih bercorak
tuntunan hidup praktis sehari-hari daripada corak konseptual yang filosofis.
Jika salah satu tujuan tasawuf adalah al-Wushul
ila Allah (sampai kepada Allah) dalam arti ma’rifat, maka tarekat adalah metode, cara atau jalan yang perlu
ditempuh untuk mencapai tujuan tasawuf tersebut.
Tarekat berarti jalan seorang salik
(pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri, atau perjalanan
yana ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.
Orang yang bertarekat harus dibimbing oleh guru yang disebut mursyid
(pembimbing) atau Syaikh. Syaikh atau mursyid inilah yang bertanggung jawab
terhadap murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah serta rohaniah dan pergaulan
sehari-hari. Bahkan ia menjadi perantara (washilah) antara murid dan Tuhan
dalam beribadah.
Dengan demikian, ada dua macam
tarekat, yaitu; Pertama, tarekat
wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah
yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah
mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat
pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat
wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis.
Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib
lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain
sebagainya. Kedua, tarekat
sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan
sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa.
Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah
mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan
amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh
seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari
paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut
dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi
tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an,
puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.
Kata Suluk
secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam
dan sufisme, kata suluk berarti menempuh
jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk)
mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan
eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus
aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup
hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan
Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup
dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi
mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Kata suluk
dalam terminologi al-Qur'an, dambil dari kata Fasluki, yang terdapat
dalam Surat an-Nahl (16) ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang
artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu).
Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik. Kata suluk dan salik
biasanya berhubungan dengan tasawuf dan tharikat.
Seorang salik adalah seseorang yang menjalani
spiritual dalam menuju Tuhan, melalui jalan thariqat dengan cara membersihkan
dan memurnikan jiwanya, yang disebut juga dengan jalan suluk. Dengan kata lain, seorang salik
adalah seorang penempuh jalan suluk.
Untuk menjadi seorang salik, seorang muslim selama seumur hidupnya harus menjalani
disiplin dalan melaksanakan syariat lahiriah sekaligus juga disiplin dalam
menjalani syariat batiniah agama Islam. Seseorang tidak disebut sebagai seorang
salik jika hanya menjalani salah satu disiplin tersebut. Seorang salik juga
disebut sebagai seorang murid ketika ia menjalani disiplin spiritual
tersebut dibawah bimbingan guru sufi tertentu, atau dalam tarekat tertentu. Janji setia dari calon
murid atau salik kepada mursyid biasa disebut baiat atau talqin. Dalam suatu
tarekat, baiat adalah sesuatu yang lazim. Biasanya yang melakukan proses baiat
ialah mursyid kepada salik. Sebelum ke proses pembaiatan, umumnya diawali
perkenalan dan penjelasan langkah-langkah yang harus ditempuh jika kelak resmi
menjadi murid.
Dari konteks
di atas, dapat ditarik benang hijaunya bahwa salik adalah seseorang yang menjalani disiplin spiritual dalam
menempuh jalan thariqat untuk membersihkan dan memurnikan jiwanya, yang disebut
juga dengan jalan suluk. dalam
menjalani kehidupan spiritualnya menuju kehadirat Allah Seorang salik juga
disebut sebagai seorang murid ketika
ia menjalani disiplin spiritual tersebut dibawah bimbingan guru sufi tertentu,
atau dalam tarekat tertentu. Janji setia dari calon
murid atau salik kepada mursyid biasa disebut baiat atau talqin. Dalam
suatu tarekat, baiat adalah sesuatu yang lazim. Biasanya yang melakukan proses
baiat ialah mursyid kepada salik. Apabila proses tersebut telah diakukan
seorang salik maka jadilah ia seorang murid dari seorang mursyid. Wa-Allahu ‘Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar