Mengelola Kecerdasan Spiritual
Oleh: Ahmad Gojin
Puasa ramadlan bukan hanya sekadar menahan (imsyak) lapar
dan dahaga seseorang, sejak terbit fajar (shubuh) samapai terbenamnya matahari
(magrib). Namun orang yang berpuasa di bulan ramadlan juga harus mampu menahan
seluruh lahir dan bathin (jasmani dan ruhani) dari segala hal yang dapat
merusak dan menggugurkan puasanya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang
berpuasa untuk senantiasa mengelola (memanaj) spiritualnya selama bulan
ramadlan.
Kesuksesan dan kebahagiaan hidup seseorang salah satunya
dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ), seperti zikir, berdoa, riadlah, dan lain-lain) dan kesuksesan
seseorang yang lainnya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (Intellectual Quotient/IQ), seperti
jenius, pinter, cerdas, dan lain-lain). Oleh karena kecerdasan spiritual menjadi
sangat penting bagi setiap Muslim untuk meraih keberhasilan dan kebahagian
hidupnya.
Selain itu, kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) juga menjadi
penting, karena seorang muslim yang memiliki spiritualitas yang tinggi akan
berdampak pada kesadaran dirinya yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT
dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. Dalam ajaran Islam kecerdasan
spiritual seperti ini disebut dengan “Ihsan”
(seseorang beribadah kepada seolah-olah dia melihat Allah, dan kalau pun dia
tidak dapat melihat-Nya, maka pasti Allah melihatnya).
Dikisahkan, Umar bin Abdul Aziz, (salah satu khalifah dari Bani
Umayah). Ketika dilantik menjadi khalifah, tubuhnya bergemetar dan rasa takut
yang sangat luar biasa. Beliau (Umar bin Abdul Aziz) membayangkan, bagaimana
dia bisa mempertanggungjawabkan amanah (menjadi khalifah) di hadapan Allah di
akhirat nanti. Kisah tersebut merupakan salah satu contoh seorang yang memiliki
kecerdasan spiritual yang tinggi.
Setiap muslim yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan
menghasilkan etos kerja yang baik. Karena semangat (spirit) tersebut akan
menumbuhkan semangat dan bekerja keras. Selain itu, kecerdasan spiritual juga
akan melahirkan rasa kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesame
umat manusia.
Disatu sisi, kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) ini akan menghasilkan
arti (meaning)
dan nilai (value)
dan kecerdasan spiritual juga terkait dengan aktualisasi diri serta pemenuhan
tujuan hidup, yang merupakan tingkatan motivasi yang tertinggi. Dan disisi
lain, kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan dan
transformasi pada diri setiap muslim, tercapainya kehidupan yang berimbang
antara kepribadian, pekerjaan, kasih sayang, dan berbagi kebahagian dengan
sesama manusia dan lingkungan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap muslim yang berpuasa
di bulan ramadlan senantiasa mengelola (memanaj) ruhaninya, untuk menanam dan menumbuhkan
kecerdasan spiritualnya. Karena kecerdasan spiritual kata kunci bagi setiap
muslim yang berpuasa di bulan ramadlan untuk meraih kesuksesan dan kebahagian
hidup di dunia dan akhirat. Wallahu Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar