Rabu, 08 Mei 2019

Mengelola Kecerdasan Spiritual


Mengelola Kecerdasan Spiritual
Oleh: Ahmad Gojin
 

Puasa ramadlan bukan hanya sekadar menahan (imsyak) lapar dan dahaga seseorang, sejak terbit fajar (shubuh) samapai terbenamnya matahari (magrib). Namun orang yang berpuasa di bulan ramadlan juga harus mampu menahan seluruh lahir dan bathin (jasmani dan ruhani) dari segala hal yang dapat merusak dan menggugurkan puasanya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang berpuasa untuk senantiasa mengelola (memanaj) spiritualnya selama bulan ramadlan.
Kesuksesan dan kebahagiaan hidup seseorang salah satunya dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ), seperti zikir, berdoa, riadlah, dan lain-lain) dan kesuksesan seseorang yang lainnya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (Intellectual Quotient/IQ), seperti jenius, pinter, cerdas, dan lain-lain). Oleh karena kecerdasan spiritual menjadi sangat penting bagi setiap Muslim untuk meraih keberhasilan dan kebahagian hidupnya.
Selain itu, kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) juga menjadi penting, karena seorang muslim yang memiliki spiritualitas yang tinggi akan berdampak pada kesadaran dirinya yang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap aktivitas yang dilakukannya. Dalam ajaran Islam kecerdasan spiritual seperti ini disebut  dengan “Ihsan” (seseorang beribadah kepada seolah-olah dia melihat Allah, dan kalau pun dia tidak dapat melihat-Nya, maka pasti Allah melihatnya).
Dikisahkan, Umar bin Abdul Aziz, (salah satu khalifah dari Bani Umayah). Ketika dilantik menjadi khalifah, tubuhnya bergemetar dan rasa takut yang sangat luar biasa. Beliau (Umar bin Abdul Aziz) membayangkan, bagaimana dia bisa mempertanggungjawabkan amanah (menjadi khalifah) di hadapan Allah di akhirat nanti. Kisah tersebut merupakan salah satu contoh seorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi.
Setiap muslim yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi akan menghasilkan etos kerja yang baik. Karena semangat (spirit) tersebut akan menumbuhkan semangat dan bekerja keras. Selain itu, kecerdasan spiritual juga akan melahirkan rasa kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesame umat manusia.
Disatu sisi, kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) ini akan menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value) dan kecerdasan spiritual juga terkait dengan aktualisasi diri serta pemenuhan tujuan hidup, yang merupakan tingkatan motivasi yang tertinggi. Dan disisi lain, kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan dan transformasi pada diri setiap muslim, tercapainya kehidupan yang berimbang antara kepribadian, pekerjaan, kasih sayang, dan berbagi kebahagian dengan sesama manusia dan lingkungan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap muslim yang berpuasa di bulan ramadlan senantiasa mengelola (memanaj) ruhaninya, untuk menanam dan menumbuhkan kecerdasan spiritualnya. Karena kecerdasan spiritual kata kunci bagi setiap muslim yang berpuasa di bulan ramadlan untuk meraih kesuksesan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Wallahu Alam.   
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar