Selasa, 07 Mei 2019

Ramadlan Bulan Jihad

 

Renungan Ramadlan
 

Ramadlan Bulan Jihad
                                                                   Oleh: Ahmad Gojin

 
 
Kata jihad berasal dari bahasa Arab; jahada, berarti bersungguh-sungguh, berjuang. Dari akar kata ini lahir kata jihad berarti berjuang dengan fisik, pikiran (ijtihad), dan hawa nafsu. Dalam literatur tasawuf, kata jihad diartikan perjuangan (diri) secara optimal untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Atau dengan kata lain, perjuangan (diri) melawan hawa nafsu supaya lebih dekat dengan Allah SWT.
Puasa ramdlan sebagai jihad melawan dominasi hawa nafsu, antara lain dengan cara tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang, tidak tidur kecuali sedikit sekali, tidak beribadah kecuali dengan ikhlas, dan tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Sikap melawan dominasi hawa nafsu di dalam diri terhadap perbuatan tercela (negatif), seperti marah yang tidak pada tempatnya, takabur, hasad, kikir, riya, buruk sangka (negative thingking), dengki, banyak keluh kesah, egois, sewenang-wenang, dan kasar. Inilah yang disebut puasa yang hakiki. Memang berjihad melawan hawa nasfu tercela (nafsu mazmumah) bukan perkara mudah. Namun setiap muslim dan muslimat harus berusaha seoptimal mungkin (mujahadah) sesuai dengan kadar kemampunya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa puasa ramadlan merupakan media perjuangan dalam melawan dominasi hafsu yang tercela, yang dapat menjerumuskan setiap orang kedalam jurang kehancuran. Jadi ramadlan adalah “bulan jihad” (syahrul jihad). Wallahu Alam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar