Rabu, 08 Mei 2019

Ramadlan dan Kemanusian


Ramadlan dan Kemanusian
Oleh: Ahmad Gojin
 

Islam adalah agama sosial yang menempatkan kemanusiaan (humanisme) sebagai nilai utama. Inilah misi sekaligus karakter Islam turun ke muka bumi untuk membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya, sebagai manifestasi dari universalitas Islam rahmat bagi segenap alam (rahmattan lil ‘alamin). Islam hadir untuk menjadi panduan bagi manusia untuk mengukuhkan eksistensi dan fitrahnya sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya di dunia.
Nabi Muhammad SAW. sejalan dengan misi profetiknya dalam membangun kesadaran sosial dan solidaritas antarmanusia, sering menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusian dan sosial ini. Solidaritas dan kesalehan sosial dalam Islam adalah bersifat universal, tidak mengenal sekat-sekat ras, suku bangsa, kelompok, dan golongan. Pesan-pesan universal Islam ini dapat diungkapkan oleh al-Quran: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
 Imam Al-Jurjawi mengatakan, rasa lapar dan haus yang diderita oleh orang berpuasa secara terus-menerus diharapkan dapat menimbulkan rasa simpati, empati dan peduli terhadap orang yang dalam kehidupan sehari-harinya sering kelaparan. Ini adalah bentuk kepdualian dan solidaritas sosial yang diharapkan terbentuk dari ibadah puasa.
Islam sebagaian besar ajarannya berdimensi sosial (muamalah), salah satunya adalah puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan “madrasah” (sekolah) bagi umat Islam untuk membumikan kesalehan sosial tersebut.
Dan yang terkait dengan ibadah yang berdimensi sosial di bulan ramadhan, dapat diimplementasikan melalui zakat, infaq (sumbangan), sadaqah, dan fidyah (harta yang wajib dikeluarkan atau dibayarkan bagi setiap umat Islam yang tidak dapat berpuasa, karena berhalangan/udzur berdasarkan syariat), terhadap sesama manusia yang serba kekurangan serta membutuhkan bantuan, yakni fakir, miskin, jompo, termasuk saudara-saudara kita yang mendapat cobaan hidup dan musibah, seperti longsor, tsunami, banjir, gempa, pengungsi, dan lain-lain. 
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa puasa ramadlan mengajarkan terhadap setiap umat Islam untuk senantiasa memiliki rasa kepedulian, kepekaan dan solidaritas sosial yang tinggi terhadap sesama manusia yang serba kekurangan serta mereka yang kena musibah untuk mendapatkan bantuan dan uluran tangan dari kita semua. Inilah yang dimaksud dengan “ramadlan dan kemanusian (humanisme)”. Wallahu Alam.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar