Ramadlan dan Kemanusian
Oleh: Ahmad Gojin
Islam adalah agama sosial yang menempatkan kemanusiaan (humanisme) sebagai
nilai utama. Inilah misi sekaligus karakter Islam turun ke muka bumi untuk
membimbing manusia menjadi manusia seutuhnya, sebagai manifestasi dari
universalitas Islam rahmat bagi segenap alam (rahmattan lil ‘alamin).
Islam hadir untuk menjadi panduan bagi manusia untuk mengukuhkan eksistensi dan
fitrahnya sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya di dunia.
Nabi Muhammad SAW. sejalan dengan
misi profetiknya dalam membangun kesadaran sosial dan solidaritas antarmanusia,
sering menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusian dan sosial ini. Solidaritas
dan kesalehan sosial dalam Islam adalah bersifat universal, tidak mengenal
sekat-sekat ras, suku bangsa, kelompok, dan golongan. Pesan-pesan universal
Islam ini dapat diungkapkan oleh al-Quran: “Dan tolong-menolonglah kamu
dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.
Imam Al-Jurjawi mengatakan,
rasa lapar dan haus yang diderita oleh orang berpuasa secara terus-menerus
diharapkan dapat menimbulkan rasa simpati, empati dan peduli terhadap orang
yang dalam kehidupan sehari-harinya sering kelaparan. Ini adalah bentuk kepdualian
dan solidaritas sosial yang diharapkan terbentuk dari ibadah puasa.
Islam sebagaian besar ajarannya berdimensi
sosial (muamalah), salah satunya adalah puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan
“madrasah” (sekolah) bagi umat Islam untuk membumikan kesalehan sosial
tersebut.
Dan yang terkait dengan ibadah yang berdimensi
sosial di bulan ramadhan, dapat diimplementasikan melalui zakat, infaq (sumbangan),
sadaqah, dan fidyah (harta yang wajib dikeluarkan atau dibayarkan bagi setiap
umat Islam yang tidak dapat berpuasa, karena berhalangan/udzur berdasarkan
syariat), terhadap sesama manusia yang serba kekurangan serta membutuhkan
bantuan, yakni fakir, miskin, jompo, termasuk saudara-saudara kita yang mendapat
cobaan hidup dan musibah, seperti longsor, tsunami, banjir, gempa, pengungsi,
dan lain-lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa puasa ramadlan mengajarkan
terhadap setiap umat Islam untuk senantiasa memiliki rasa kepedulian, kepekaan
dan solidaritas sosial yang tinggi terhadap sesama manusia yang serba
kekurangan serta mereka yang kena musibah untuk mendapatkan bantuan dan uluran
tangan dari kita semua. Inilah yang dimaksud dengan “ramadlan dan kemanusian
(humanisme)”. Wallahu Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar