Dakwah Terhadap Kaum Melinial
Oleh: Ahmad Gojin
Era milenial mungkin masih kurang populer bagi sebagian orang. Era
milenial merupakan sebuah fenomena masyarakat saat ini. Fenomena tersebut dapat
dilihat dari berbagai aktivitas, kebiasaan, dan gaya hidup
masyarakat, khususnya generasi muda. Dan pada umum, fenomena masyarakat di era
melinial memiliki ketergantungan cukup tinggi terhadap teknologi, informasi,
dan transformasi dalam melakukan aktivitasnya.
Di satu sisi, penggunaan teknologi dapat berdampak positif, yakni
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dan mengakses informasi dan
transfortasi. Namun di sisi lain, penggunaan teknologi dapat berdampak negatif,
yakni mendapat informasi yang dapat merusak mental dan moralitas yang tidak
sesuai dengan norma-norma, baik agama, susila, dan tradisi. Tentunya dampak
negatif dari teknologi tersebut akan menimbulkan masalah-masalah sosial.
Penggunaan media-media sosial yang dinikmati masyarakat tidak
hanya menyuguhkan informasi yang akurat. Banyak juga modus-modus kejahatan,
penipuan yang digencarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Penyebaran informasi bohong (hoaks), vidio-vidio yang tidak layak ditonton,
penyebaran paham yang meresahkan masyarakat menjadi masalah sosial yang sulit
untuk ditangani secara nyata.
Selain itu, batas pengguna aplikasi-aplikasi tersebut tidak
sepenuhnya terkontrol sehingga anak-anak dibawah umur telah melihat aksi yang
seharusnya tidak mereka lihat. Kondisi seperti ini hampir meliputi setiap
aktivitas yang terjadi di dunia maya. Akhirnya, mental-mental manusia saat ini
secara perlahan mengalami perubahan, baik secara cepat maupun lambat.
Nilai-nilai sosial yang dulu sangat dielu-elukan seakan sudah
hilang entah ke mana. Adat istiadat yang menjadi kontrol sosial seakan telah
ditinggalkan oleh masyarakat muda. Mereka lebih mengedepankan rasionalisme dan
egoisme dalam menyikapi sesuatu.
Ketika paham mereka tidak sampai maka emosi yang akan mencuat
kepermukaan. Kemarahan, makian, cercaan, aksi brutal menjadi tontonan yang
lumrah saat ini. Paling parah ketika nilai-nilai keislaman yang selama ini
menjadi kebanggaan umat Islam perlahan diracuni oleh pemikiran-pemikiran yang
bertujuan menyesatkan umat.
Istilah modern dijadikan sebagai dalih sedangkan agama dipandang
sebagai sesuatu yang kolot alias ketinggalan zaman. Modern diakui ketika
manusia saat ini mampu hidup seperti orang barat dalam segala aspek
kehidupannya. Modern diakui jika mampu bersikap seperti yang dilakukan orang
banyak, tidak lagi berdasarkan nilai agama atau nilai adat istiadat.
Kemunculan generasi (kaum) milenial saat ini dapat mengundang
perhatian banyak kalangan, baik kalangan pendidikan, budayawan, sosiolog, dan
agamawan. Hal ini karena generasi milenial memiliki karakteristik dan gaya hidup
yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Kaum milenial ini sangat terbuka terhadap
teknologi, misal saat ini hamper disetiap rumah memiliki televisi (berbagai
chenal), smartphone (berisi aplikasi Facebook, youtube, twiter, instagram,
whatshap, dan lain-lain.
Media sosial jika dimanfaatkan secara bijak maka banyak keuntungan
yang bisa diperoleh bagi penggunanya. Melalui aplikasi-aplikasi yang
ditawarkan, manusia saat ini dipermudah dalam proses komunikasi. Komunikasi
tidak lagi tergantung kepada jarak tempuh dan waktu, dan biayanya lebih murah.
Selain dampak negatif yang ditimbulkan, media sosial juga bisa dijadikan media
pembelajaran, misalnya pemanfaatan vidio-vidio terkait materi yang diajarkan
bisa kita dapatkan melalui aplikasi-aplikasi yang ditawarkan. Beragam tutorial
tentang pembelajaran, pembangunan, keterampilan juga tersedia melalui
aplikasi-aplikasi yang tersedia.
Kaum Millennial bukan hanya bicara soal masa kelahiran generasi
baru, melainkan Milenial adalah gaya hidup. Generasi milenial adalah generai
yang sudah pilihan sendiri tentang karakter dan gaya hidup (style), yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Kaum milenial menganggap kemajuan yang
terjadi saat ini harus dimanfaatkan secara optimal. Kecanggihan media
informasi, transportasi, dan teknologi menjawab segala kebutuhan manusia masa
kini. Rugi jika tidak menjadi bagian dari kemajuan ini.
Melalui satu tombol yang tersedia dilayar komputer, handphone dan
media elektronik lainnya pekerjaan manusia dipermudah. Pekerjaan yang dahulu
dilakukan dalam hitungan jam, hari, bahkan minggu, saat ini sudah bisa
dilakukan selama beberapa menit dengan menekan satu tombol. Kecanggihan seperti
ini menjadi kebanggaan bagi generasi millennial yang sangat menikmati
kecanggihan yang ada saat ini.
Proses pembelajaran yang zaman dahulu hanya dilakukan di sekolah
dan pada jam-jam tertentu, saat ini pelajar sudah bisa mengakses melalui media
yang ada tanpa ada batasan jam dan tempat. Buku-buku juga tidak hanya dalam
bentuk kertas saja, saat ini sudah tersedia e-book. Begitu juga dengan besar
kecilnya sebuah benda saat ini sudah bisa diinovasi dengan kelengkapan segala
fitur-fiturnya.
Oleh sebab itu, aktivitas dakwah oleh para da’i (mubaligh, khatib,
maupun cendikiawan), yang harus dilakukan terhadap generasi melenial melalui pendekatan
agama, dan teknologi.
Dengan demikian, dakwah terhadap kaum melinial dapat dilakukan
dengan berbagai pendeketan dan metode, antara lain sebagai berikut:
Pertama, Membangun
tatanan kehidupan yang inklusif, yakni membangun kehidupan masyarakat, khususnya
kaum melenial yang terbuka, transfaran, dan bertanggung jawab, baik lahir
maupun bathin.
Kedua, Menegakan keadilan,
yakni membangun kehidupan masyarakat, khususnya kaum melenial yang seimbang
antara kebutuhan jasmani (biologis dan fisiologis) dan ruhani (spiritual).
Ketiga, Bersifat humanis,
yakni membangun kehidupan masyarakat khususnya kaum melenial yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusian yang beradab dan bermartabat.
Keempat, Memanfaatkan teknologi, yakni membangun kehidupan
masyarakat khususnya kaum melenial berbasis teknologi yang dilandasi nilai-nilai
Islam.
Dengan demikian, dakwah terhadap kaum melinial dapat dilakukan
dengan berbagai pendeketan dan metode, antara lain sebagai berikut: (1) Inklusif;
(2) Adil; (3) Humanis; (4) Teknologi.
Wallahu Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar